Tags

, , , , , , , , , , , ,


Ya Allah, Ya Tuhan Yang Maha Lemah Lembut, Engkaulah yang mentaqdirkan Abuya Putra Bani Tamim itu belum mati tetapi ghaib. Padahal sebelumnya dia telah menghabiskan umurnya untuk meyakinkan kami bahwa Sayyidi Imam Mahdi itu ialah Muhammad Ibnu Abdullah As Suhaimi yang telah 85 tahun (2010-1925) dikubur di Klang. Bila ditanya mengapa orang yang telah dikuburkan dikatakan belum mati?

Abuya menjawab: “Yang dikuburkan itu bukan Sayyidi yang sebenarnya. Orang-orang roh atau orang-orang Tuhan itu mampu ghaib, yakni ketika perancangan untuk membunuhnya sudah siap.”

Dengan berbagai hujah lain lagi, maka yakinlah kami tentang itu.

Ya Allah, dunia sekuler jadi gempar tertampar oleh banyaknya pengikut Abuya yang sangat yakin bahwa Abuya pun ikut ghaib di hari usaha-usaha mencabut nyawanya dibuat keatasnya. Padahal ilmu tentang ghaib sudah tiada. Di kamus pemikiran orang Islam sekuler, ghaib itu cerita dongeng. Maka hiruk-pikuklah pemikir-pemikir dan ilmuwan-ilmuwan memberi reaksi-reaksi negatif tentang Abuya ghaib. Lalu untuk seterusnya Abuya dan pengikut setianya dituduh sesat!

Wahai Tuhan, mengapakah semua ini terjadi? mengapa kebangkitan Islam berlaku bersama hal-hal yang tidak masuk akal sama sekali? Lalu banyaklah manusia yang berkata ia sesat/keterlaluan!

(Yang dulunya) Pengikut Abuya sendiri ada yang menolaknya. Padahal mereka mau Islam sebagai jalan hidup! Hanya orang-orang taat saja yang sangat yakin bahwa Abuya ghaib. Tolong Ya Allah, bukalah ilmu yang Haq tentang maksud-Mu dengan kejadian ini.

Maka inilah jawaban dari pihak Allah: Terima kasih Ya Allah, Ya Tuhan Yang Maha Baik karena menjadikan taat sebagai syarat. Taat itu hati, bukan akal. Orang yang hatinya cerdik dapat menerima sesuatu yang tidak mampu masuk ke akal yang paling cerdik. Akhirnya orang hati yang selamat, orang akal terengah-engah. Ya Allah, bijaknya Engkau memerangkap orang Yahudi, munafik dan konco-konconya. Allah Maha Besar, Islam Maha Ajaib. Maka orang akal tidak mampu ikut, sebab Islam itu tidak semuanya masuk logika. Sekalipun orang Islam bila hanya menggunakan akal, maka tidak selamatlah jadinya.

Wallahu a’lam